SEJARAH
SINGKAT/PROFIL
PEMBENTUKAN YONIF 300/RBK
Berdasarkan
Keputusan Kasad Nomor : Kep/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003, tentang
pembekuan 8 satuan Yonif Pemukul Kodam dan 2 satuan Yonif Kostrad serta
pengesahan pembentukan 10 satuan Yonif Raider dijajaran TNI AD. Pembentukan Batalyon Raider merupakan wujud kegiatan
antisipasi kita terhadap ancaman dari luar negeri yang sering kita sebut dengan
istilah perang modern.
Batalyon Infanteri 300/RBK merupakan satuan Pemukul Mobil Kodam III/Slw yang mempunyai tugas pokok mencari, mendekati, menawan dan menghancurkan musuh untuk sasaran yang strategis.Cikal bakal Batalyon Infanteri 300/RBK adalah salah satu batalyon kebanggaan masyarakat Jawa Barat yang sudah terbukti dan teruji pengabdiannya kepada bangsa dan negara yaitu Batalyon Infanteri 327/Brajawijaya.
Nama Brajawijaya memiliki hubungan yang erat dengan Banjar Kadaton karena keduannya merupakan nama salah satu pasukan perang semasa kerajaan Pajajaran.Lambang Brajawijaya terdiri dari Bintang di tengahnya ada Bola Api yang sedang dipegang dengan sikap kuda-kuda oleh mahluk “ Tri Tunggal ” yaitu Paksi, Naga dan Denawa. Melambangkan bahwa Batalyon Brajawijaya adalah tentara yang bertekat bulat, bersatu kuat dan selalu siap sedia serta waspada dalam setiap pelaksanaan tugas yang disertai dengan tiga lambang kekuatan (Paksi, Naga dan Denawa).
Sejarah singkat dan Filosopi Yonif 300/RBK.
Yonif 300/RBK berasal dari kata ”Banjar” berarti daerah dan ”Kadaton”
berarti pusat ibu kota. Dengan demikian Batalyon Infanteri 300/Raider Banjar
Kadaton adalah ”Suatu Batalyon yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap
keutuhan Wilayah / NKRI”.
Semboyan dari Yonif 300/RBK adalah ”Ngaguyub sa awi
wulung, ngahiji sa kai jati” artinya rapat perhimpunan seperti bambu hitam dan
satu suara dalam menentukan arah bergerak seperti kumpulan bambu hitam yang
tertiup angin satu ke kiri semua ke kiri
dan satu ke kanan semua ke kanan. Kesatuan dan persatuan itu terwujud di atas
keindahan / kekuatan serta ketahanan
jati diri bangsa, seperti indah dan kuatnya serta tahan lama masa pakai kayu
jati. Awi wulung atau bambu hitam adalah sejenis bambu yang sangat ampuh bila
dibuat senjata. Seratnya begitu ulet dan memiliki aura magis. Awi wulung hidup
seperti layaknya pohon bambu lain yang berhimpun dalam satu kesatuan sehingga
sulit diterobos. Disamping itu bulu bambunya yang lebat dan tajam serta
warnanya yang gelap menimbulkan
keseganan untuk mengusiknya. Awi wulung adalah penolak bala (bahaya dalam
bentuk fisik atau spiritual). Kayu jati adalah kayu unggulan yang memiliki ciri
: ”Tektur uratnya indah kuat dan tahan lama” Dalam filsafat perenial sunda,
kayu jati adalah symbol ”jati diri bangsa Indonesia” yang harus tetap
dilestarikan.
Warna lambang satuan Yonif 300/RBK terdiri dari warna
dasar kuning gading simbolisasi kesejahteraan, kemakmuran dan pemerataan. dalam
tradisi sunda, kondisi kesejahteraan, kemakmuran dan pemerataan yang ”abadi”
ini sering dilukiskan dengan pepatah :
”TEU KA GEDAK KU ANGIN, TEU GOYAH
KU BAYU”.
Bintang emas simbolisasi kekuatan tertinggi (bintang) yang didapat ataupun ditegakkan secara mulia sebagai simbol Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pohon bambu (wulung) hitam dengan daun berwarna hijau, simbolisasi dari sasanti ”NGAGUYUB SA AWI WULUNG”.
Pendapa bergenteng merah bata merupakan simbolisasi kehidupan (warna merah) dari negara kita.
Tiang-tiang penyangga (tiang saka) dengan jenis yang berbeda tetapi semuanya terdiri dari kayu jati, yang dirangkai didalam satu sistem perencanaan bangunan yang rapih dan teliti, sehingga mampu menopang dengan kukuh atap genteng yang berwarna merah bata. Kesemuanya itu merupakan simbol kehidupan dari suatu negara yang ditopang secara kukuh oleh jati diri dari suku bangsa. Didalam tradisi sunda keseluruhan penjelasan dari simbolisasi ini merangkum dalam kalimat ”NGAHIJI SA KAI JATI”.
Bintang emas simbolisasi kekuatan tertinggi (bintang) yang didapat ataupun ditegakkan secara mulia sebagai simbol Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pohon bambu (wulung) hitam dengan daun berwarna hijau, simbolisasi dari sasanti ”NGAGUYUB SA AWI WULUNG”.
Pendapa bergenteng merah bata merupakan simbolisasi kehidupan (warna merah) dari negara kita.
Tiang-tiang penyangga (tiang saka) dengan jenis yang berbeda tetapi semuanya terdiri dari kayu jati, yang dirangkai didalam satu sistem perencanaan bangunan yang rapih dan teliti, sehingga mampu menopang dengan kukuh atap genteng yang berwarna merah bata. Kesemuanya itu merupakan simbol kehidupan dari suatu negara yang ditopang secara kukuh oleh jati diri dari suku bangsa. Didalam tradisi sunda keseluruhan penjelasan dari simbolisasi ini merangkum dalam kalimat ”NGAHIJI SA KAI JATI”.
Tiang saka atau penyangga membagi kadaton kedalam
beberapa jenis ruang dan masing-masing ruang memiliki atap yang berbeda-beda
sudut vertikalnya. Semua ini menyimbolkan tingkat kedudukan yang berbeda secara
administratif (perhatikan tinggi lantai yang berbeda pula, dan tiap-tiap ruang
menuntut penanganan yang berbeda pula (perhatikan sudut-sudut atap yang
berbeda-beda).
Saka guru yang jumlahnya 4 (empat) merupakan tiang paling
tengah yang merupakan ruang pimpinan. dari ruang inilah keteladanan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang baik harus ditampilkan oleh setiap pimpinan.
Diantara dua buah saka rawa yang paling tengah terdapat
saka santen berukuran lebih kecildan berbentuk bulat terdapat di empat penjuru
angin, artinya hanya orang terpilih yang boleh melewati pintu tersebut.
Saka rawa berjumlah 12 tiang berfungsi untuk penopang
atap brunjung dan atap penanggap. Ruang bawah kedua jenis atap ini dibatasi
oleh saka guru dan 12 saka rawa merupakan tempat yang labil.
Saka peniti merupakan 20 tiang penopang atap peniti,
artinya atap diisi kaum dhuafa.Mereka sangat menderita (ibarat sedang meniti
titian penagih illahi terhadap kehidupan dimasa lalunya) dan Tuhan sangat dekat
dengannya, disimbolkan oleh angka :
17 = 1 : Dzat, 7 = sifat Allah.
18 = 1 : Dzat, 8 = kerajaan Allah.
Saka emper merupakan 20 tiang penopang atap emper, di
bawah atap ini merupakan ruang yang dihuni oleh masyarakat kecil.
Filosopi penanaman awi wulung dan pohon jati di Markas Yonif 300/RBK.
Halaman depan yang kosong, simbol dari Batalyon Infanteri 300/RBK yang berjiwa terbuka, tulus dan mengajak bersahabat.
Deretan bambu berjajar di samping kiri dan kanan adalah simbol keuletan pertahanan, persatuan yang kuat serta satu tujuan yang terpatri dalam kalbu Batalyon Infanteri 300/RBK.
Deretan pohon jati berjajar dibelakang adalah simbol dari pertahanan terakhir dalam sebuah pertempuran adalah ”jati diri” dari setiap prajurit.
Filosopi penanaman awi wulung dan pohon jati di Markas Yonif 300/RBK.
Halaman depan yang kosong, simbol dari Batalyon Infanteri 300/RBK yang berjiwa terbuka, tulus dan mengajak bersahabat.
Deretan bambu berjajar di samping kiri dan kanan adalah simbol keuletan pertahanan, persatuan yang kuat serta satu tujuan yang terpatri dalam kalbu Batalyon Infanteri 300/RBK.
Deretan pohon jati berjajar dibelakang adalah simbol dari pertahanan terakhir dalam sebuah pertempuran adalah ”jati diri” dari setiap prajurit.
Penanaman pohon hanjuang disela-sela pohon adalah simbol semangat juang prajurit untuk berbuat yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar